Bandarlampung, Cakrawala - Musik bambu "Cetik" atau "Kulintang Pekhing" yang dikenal sebagai salah satu alat musik tradisi daerah Lampung, terus dipromosikan ke tingkat nasional, termasuk dalam lokakarya yang meramaikan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-30 tahun 2008.
Menurut I Wayan Sumerta Dana, di Bandarlampung, Sabtu, keberadaan Cetik mendapatkan sambutan baik dari Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.
Ia bersama seniman Cetik Lampung, Syafril Yamin telah berada di Bali untuk mempromosikan musik tradisi Cetik.
Promosi Cetik itu dilakukan melalui workshop di Kampus ISI Denpasar, diikuti 25 orang peserta, terdiri dari dosen dan mahasiswa Jurusan Karawitan ISI Denpasar.
"ISI Denpasar mengagendakan Cetik akan menjadi salah satu materi Kurikulum Musik Nusantara di perguruan tinggi itu," kata Wayan Sumerta yang juga Staf Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lampung itu pula.
Lokakarya di Bali itu menjadi ajang pertukaran wawasan budaya sekaligus dimanfaatkan untuk mempromosikan kekayaan musik tradisi Lampung.
"Harapannya musik tradisional Lampung menjadi salah satu mata kuliah perguruan tinggi seni, salah satunya di ISI Denpasar," kata dia lagi.
Di Lampung, selain Syafril Yamin --salah satu seniman pembuat Cetik yang juga digelari "Raja Cetik" -- bersama Wayan Moccoh yang juga penulis buku notasi Cetik yang menjadi rujukan dalam pelatihan seni tradisi untuk guru di Lampung, termasuk yang gigih terus mempromosikan musik tradisi Lampung itu.
Wayan Moccoh juga telah melakukan penelitian yang menemukan laras Cetik yang dinamakan Laras Pelog Enam Nada, karena ternyata Cetik mempunyai laras yang unik dan berbeda dengan gamelan yang ada di Indonesia.
Lambang nadanya dibuat 3 4 5 7 1 2/1 2 3 5 6. Nada itu selanjutnya oleh Syafril Yamin dinamakan Laras Cetik.
Menurut Wayan Moccoh, peluang Cetik masuk dalam kurikulum di ISI Denpasar, telah disampaikan pihak Jurusan Karawitan PTN seni itu, melalui I Ketut Garwa SSn Msn.
Wayan menyatakan, usai lokakarya di Bali itu, utusan Lampung itu menyerahkan pula cenderamata seperangkat alat musik Cetik dan buku Notasi Cetik, sedangkan I Ketut Garwa dari ISI Denpasar menyerahkan Kipas dan Buku Mudra Edisi Khusus yang diterbitkan ISI Denpasar yang berisi perkembangan seni di Bali.(ANTARA)
Sabtu, 12 Juli 2008
ISI Denpasar Minati Musik Cetik Lampung
Label:
Kampusiana
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar